Jumat, 01 Mei 2020

Motivasi Menulis setiap hari dan menerbitkan buku

Narasumber : Dadang Kadarusman

Menulis setiap hari itu butuh skill dan trik, menulis setiap hari itu surprise karena tidak semua penulis bisa menulis tiap hari, jika kita bisa menulis setiap hari itu akan membuat kita terampil dan yang kedua menulis setiap hari itu membantu menjaga keselarasan antara otot-otot tubuh kita, juga jiwa.
Guru dengan terampilnya berbicara lisan tapi kalau di suruh membuat jurnal itu terkadang kesulitan, karena belum terbiasa untuk menulis, jadi kalau kita melihat apapun itu, kita terjemahkan dalam bentuk tulisan. Seperti halnya orang yang tidak terbiasa menulis, bisa saja memendam perasaan itu. atau butuh seseorang yang mau mendengarnya. Tapi jika kita terbiasa menulis, maka kita selalu punya teman untuk mencurahkan perasaannya. Siapa teman kita? Teman kita yaitu secarik kertas dengan pena. Dengan berkembangnya teknologi kita hanya perlu smart phone untuk menuliskannya. menulis setiap hari itu merupakan healing remedy (kita bisa menjadi pribadi yang lebih sehat).
Kenapa kita perlu menulis setiap hari Karena “Seorang penerbit buku sejati, bukanlah orang yang meminta bantuan orang lain untuk menuliskan naskah bukunya melainkan orang yang memiliki kemampuan untuk menuliskan sendiri naskahnya secara mandiri”.
Jika kita sungguh-sungguh ingin menjadi penulis, mulailah sekarang berkomitmen untuk menulis setiap hari satu artikel. Yang dimaksud artikel adalah Sebuah paparan yang memuat buah pikiran penulis sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
Dari uraian di atas kita akan mengetahui Why? Setelah why kita akan membahas tentang What? WHAT makes you write something? Apa yang mendorong kita untuk menulis? Jika karena uang, pasti lebih banyak gagalnya daripada berhasilnya karena lebih banyak naskah yang dikembalikan redaksi daripada diterbitkan. Menulis karena ingin mendapatkan uang boleh saja, Tapi nanti seiring berjalannya waktu kita akan menemukan apa dorongan yang paling cocok buat kita, yaitu dorongan INGIN BERBAGI PENGETAHUAN itulah dorongan jiwa pendidik seperti kita.

Pertanyaan dari peserta menulis :
Berapa lama pengalaman bapak mengasah menulis hingga akhirnya dipercaya oleh penerbit seperti sekarang ini?
Saya mulai menulis sejak SD, aktif sekali SMP sampai ikut lomba-lomba. Berarti sudah sekitar 40 tahun menulis. 1. Kapan mulai dipercaya oleh penerbit? Sekitar 10 tahun lalu. Jadi butuh 30 tahun perjalanan terlebih dahulu. Tapi, ada tapinya. Kondisi saya dulu beda dengan sekarang. Dulu, penerbit hanya sedikit. Dan mereka punya bargaining power yang sangat tinggi. Maka mereka sulit ditembus. Sekarang, ada Sangat banyak penerbit. bahkan menerbitkan sendiri pun bisa. Sehingga Bu Dwi tidak butuh waktu selama saya untuk diercaya penerbit.
Sebagai permulaan, Seperti apa strategi dan Tips memilih penerbit yang sesuai dengan buku yang akan kita terbitkan?
Kalau kita masih pemula, sebaiknya tidak usah menerapkan terlalu banyak kriteria penerbit. Karena kita yang masih pemula butuh mereka kan ya. Strateginya paling gampang adalah; Ibu terus ikut kursus menulis seperti ini, lalu bikin naskah sambil konsultasi terus dengan penyelangara. Omjay, misalnya. Saya yakin beliau bisa menghubungkan kita dengan penerbit. Jadi ininya seperti saya jelaskan diawal; Fokus dulu kepada proses mengasah skill menulisnya saja. Lalu biarkan hasil karyawa ibu berseliweran diruang publik. Nanti, bakal seperti bakal jadi seperti lampu yang menarik perhatian para laron.
Itu lah pertanyaan singkat dari salah satu peserta menulis yaitu ibu Dwi Mulyanti
Semoga dari singkat cerita itu, bisa memotivasi kita untuk bersungguh-sungguh menjadi penulis dengan komitmen membuat 1 artikel di setiap hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Motivasi Menulis setiap hari dan menerbitkan buku

Narasumber : Dadang Kadarusman Menulis setiap hari itu butuh skill dan trik, menulis setiap hari itu surprise karena tidak semua penuli...